January 23, 2012

The Journey - 2 (Bandar Lampung)

Hari kedua - 5 Januari 2012 

Kami kesiangan. Kami baru bangun kurang lebih jam setengah 10an. Sebenernya si onal udah bangun pagi pisan buat ngecharge handphone, gw juga udah bangun buat “nyetor”, tapi si bhima tetep tidur jadi kami ikut tidur lagi :hammer. Pagi itu, eh siang itu kami kelaparan dan entah mau nyari makan dimana. Setelah gw nanya-nanya ke sepupu gw lewat bbm, akhirnya kami memutuskan ke arah Museum Lampung. Sebelum keluar komplek, kami nanya naik angkot apa buat pergi ke museum. Setelah beberapa arahan, akhirnya masuklah kami ke angkot yang bakal membawa kami kesana. Nge-bolang (bocah jalang petualang) di Lampung, dimulai! 

Si Bhima

Pas di angkot, kami merasa keren dengan tampilan seperti pelancong abis. Gw dengan santai mencoba ngajak ngobrol seorang wanita (yang gw panggil ibu padahal nyatanya dia masih mahasiswa tapi gw ga menyadarinya padahal udah dikasih sinyal sama onal bhima) di sebelah buat nanyain soal Museum Lampung. Ternyata, Museum letaknya deket sama UNILA. Kami pikir, kayaknya makan disitu bakal enak soalnya harga mahasiswa. Karena perut lapar, jadilah kami pergi ke UNILA dulu. Buat turun angkot di Bandar Lampung, cukup mengatakan dengan lantang (teriak sih, tapi ga teriak juga. Ya logat Sumatra lah) tempat berhentinya atau bilang “minggir”.



Logo Universitas Lampung

Sampailah kami di UNILA. Universitas Lampung ini, tampaknya sangat luas. Kami berkeliling, capek juga dan matahari mulai terik pulak. Kami berfoto-foto di depan fakultas teknik *ceritanya biar sesama teknik gitu loh*. Lapar pisan membuat kami mencari kantin terdekat. Awalnya kami ke kantin teknik, tapi agak gersang wanita disana (ups). Jadi kami berpindah ke Kantin Ekonomi. Ya, lumayan lah. Kantinnya ga terlalu besar, jadi kami pikir harganya bakal murah. Ternyata, memang ekonomis. Bhima onal mesen nasi goreng dan nasinya ekonomis sekali, harganya melambung. Kalau tidak salah, harganya 9000. Saya memesan nasi soto dan menambah nasi jadi totalnya 8000. Tampak si Bima Onal merasa dirugikan. Saya, evil laugh. Tidak aneh bahwa bapak-bapak yang memasakkan kami terlihat membawa mobil Xe*ia.


Self timer!

Kami disana dengan setelan mahasiswa berambut gondrong, pake sendal jepit, tanpa arah, bawa botol minuman, sering diliat sinis sama mahasiswa disana. Ya, mungkin mereka ngira kami ini mahasiswa tingkat I, ya emang betul sih. Tapi kami disana sopan kok. “Anda sopan, kami segan

Panas edan!

Menuju Museum Lampung, kami naik angkot lagi karena walaupun dekat, tapi kalau jalan panas juga. Fuh. Sesampai disana, kami foto-foto dan ngobrol ngobrol pula dengan si penjaga museum. Kami sempat bernegosiasi buat ga bayar masuk museum. Sebenernya cuma 2500, tapi ya kacau juga sih kami ini malah nawar biar gratis. Museumnya bagus. Terawat dan bersih. Ga rugi lah pokoknya. Berikut foto-foto.





Krakatoa's


Krakatoa's diorama? diorama kan namanya ya?


Bhima - Ronaldo


Motif Lampungkah?

Bingung mau kemana lagi, kamipun ke warnet buat mengecek ada apa lagi di kota Bandar Lampung. Liat peta, arah, dan lain-lain lah. Nyari warnet cukup susah juga loh anyway. Entah apa alasannya. Setelah berkutat-kutat di Jl. ZA Pagar Alam, akhirnya kami menuju ke dekat stasiun buat menanyakan tiket ke Palembang untuk malam. Ternyata, hal yang sangat menghebohkan terjadi. Untuk kereta malam, kelas bisnis yang biasanya Rp 60000, karena lagi pick season, harganya melambung jadi Rp 150000. WTF!!! Sungguh menghebohkan. Eksekutif yang tadinya Rp 100000, jadi Rp 200000. Beuh. Sedangkan ada opsi terakhir yakni kelas Ekonomi yang berangkat di pagi hari, Rp 15000. Menarik bukan. Kamipun mulai re-planning.


Doan - Ronaldo di Stasiun Tanjung Karang

Kami menuju ke MoKa (Mall Kartini) di Jl. Kartini. Kami jalan kaki dari Stasiun Tanjung Karang ke sana. Disitu jempol kaki gw kena batu sampe berdarah (akibat multi tasking jalan sambil bbman). Makin makin lah kayak gembel masuk mall. Muter-muter, udah jam 2 lebih. Terpikirlah untuk ke Kent*cky Fried Chicken buat makan eskrim sambil nungguin attack. Disitu kami wi-fi, ngatur jadwal kami karena jadwal kami pasti berubah. Perkiraan sampai di Palembang bergeser. Kami mencari info kapal juga, menghubungi teman kami yang di Palembang, dan santai-santai. Lalu kami makan disana. Jam 4, kami menemukan ide untuk naik Trans Lampung (busway) yang bisa ngebawa keliling kota Lampung. Di depan MoKa, ada tempat pemberhentiannya. Tapi belum ada halte dan saat itu hujan cukup deras.


Pelancong!

Di dalam busway, dingin, busnya masih baru, dan cukup sepi. Kami menuju ke terminal Rajabasa. Sialnya adalah kami tidak tahu bahwa Rajabasa itu sangat dekat dengan UNILA. Jadi kami kembali ke Jalan Z.A Pagar Alam tadi. Merasa salah arah, kami langsung naik Trans Lampung lagi ke arah sebaliknya, yaitu ke Teluk Betung. Kami melihat kota Lampung secara keseluruhan lewat jendela Busway. Kami mengobrol-ngobrol dengan penjaga pintu disana tentang wisata Lampung. Rata-rata objek wisata memang letaknya cukup jauh dari kota Bandar Lampung sendiri dan transportasi kesana cukup sulit. Jadi mungkin kalau ingin bermain ke pantai-pantai yang bagus harus bawa kendaraan sendiri. Ada satu pantai yang katanya pagi-pagi bisa melihat lumba-lumba disana. Keren!


Trans Lampung 020

Sudah hampir jam 6, kami pulang menuju rumah. Kami harus melakukan transit (menyeberang jalan dan menunggu bus arah sebaliknya) untuk ke arah rumah. Namun, kecewa pisan. Begitu kami di seberang jalan ternyata bus udah abis. Sial.


Transyt?

*sekali lagi* Transyt?


Bhima - Doan di Tugu Perjuangan (kalau ga salah)

Ronaldo - Bhima

Singkat cerita kami berhasil sampai rumah dengan keadaan sekarat sehat bahagia. Malam hari, kami ingin makan puas, jadilah kami membeli beras, telur, indomie, kopi, dkk lah. Kami memasak untuk menghemat juga. Lumayan puas lah kami disana. Setelah pulang, kami minta diantar mas Bambang untuk membawa kami ke kantor walikota (yang ada tulisan Bandar Lampung), ternyata mas Bambang sibuk, jadi ada mas Buyung yang menemani. Foto-foto disana cukup bagus dan banyak. Walau sedikit hujan, saya bawa payung buat melindungi kamera dari hal-hal yang tidak diinginkan.



Self timer pisan! kecuali yang ke 3 sih. Anak muda ...



Tugu Adipura Lampung

Sepulangnya, kami mengobrol-ngobrol dan merencanakan untuk berangkat pukul 06.00 ke stasiun keesokan harinya agar bisa mendapat tiket kereta ekonomi pagi yang berangkat pukul 08.30. Tapi berhubung kata mas Bambang jam 06.30 juga bisa, yasudah kami merencanakan untuk pergi jam 06.30. Kami harus tidur cepat.

Rincian biaya:
Angkot 5x @Rp 2.000 = Rp 10.000
Makan pagi di UNILA = Rp 8.000 (Nasi Soto+Nasi)
Masuk Museum Lampung = Rp 2.500
Warnet = Rp 2.000
Makan siang di KF* = Rp 9.000 (Paket Attack)
Busway 3x @Rp 3.500 = Rp. 9.500 (Trans Lampung)
Belanja makan malam = Rp. 14.000 : 3 ~ Rp. 5000 (Beras 1 kg, Indomie, telur)
Total = Rp. 46.000

Bersambung ....


5 comments:

  1. wah mantap mc! update terus!

    ReplyDelete
  2. ahhaha senengnya bisa kesana hahha.... kapan lanjut lagi do?

    ReplyDelete
  3. gan, makasih dah mampir ke http://anakbaik82.blogspot.com ya.. :)

    sekarang udah hijrah ke http://catatanwildanmusthofa.blogspot.com

    ditunggu komennya :) makasih

    ReplyDelete

Silakan mas, mba, om, tante, opung, opung boru, kakek, nenek, bapak, ibu, akang, teteh, bli, sampeyan isi.. hehehehe